JAKARTA ‐ Perekonomian global sepanjang triwulan I-2025 masih diwarnai oleh ketidakpastian.
Terutama akibat tensi geopolitik dan dampak lanjutan dari perang tarif yang turut menekan aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok.
Namun perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) diproyeksikan tidak berdampak terlalu signifikan.
Terutama untuk bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) maupun juga untuk Indonesia.
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
4 Sikap Presiden Prabowo Subianto Jadi Sorotan, Keberpihakan Pemerintah terhadap Buruh Diapresiasi
BRI memperkirakan akan ada dampak jangka pendek akibat kebijakan tarif baru.
Namun, saat ini sedang berlangsung negosiasi antara Indonesia dan AS yang diharapkan menghasilkan sepakatan yang lebih baik lagi.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Hery Gunardi mengatakan hal tersebut di Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Dia menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2025 secara daring
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Ungkap Respons Presiden Prabowo Usai Terima Laporan Perjalanan Dinasnya ke AS
Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Mampu Naik Kelas, Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha
Stabilkan Pasokan dan Harga Pangan, Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Stakeholder Pangan Jadi Kunci
“Perlu dicatat bahwa ekonomi Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih banyak bergantung pada domestic demand atau konsumsi domestik.”
“Sehingga selain dari depresiasi mata uang yang terjadi, perang tarif diproyeksikan tidak berdampak terlalu signifikan untuk bisnis BRI maupun juga untuk Indonesia,” kata Hery
Hery memandang, fundamental ekonomi Indonesia tetap resilien. Hal ini tecermin dari cadangan devisa yang memadai.
Di mana tercatat naik dari 155,7 miliar dolar AS pada akhir Desember 2024 menjadi 157,1 miliar dolar AS pada akhir Maret 2025.
Baca Juga:
Inilah 8 Peranan dan Manfaat Penting dari Publikasi Press Releass bagi Dunia Usaha dan Perusahaan
Di samping itu, konsumsi domestik masih menjadi kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat masih tumbuh positif.
Namun demikian, konsumsi domestik masih belum pulih sepenuhnya kalau dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya pandemi COVID-19 beberapa tahun yang lalu.
Hal ini menjadi tantangan bagi sektor UMKM yang sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
“Dalam kondisi tersebut, BRI terus memperkuat perannya sebagai bank yang prorakyat dengan tetap fokus menumbuhkembangkan dan memperdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Sebagai upaya nyata dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia,” kata Hery.
Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, BRI Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada periode triwulan I-2025..
Dengan aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Pada periode yang sama, BRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97 persen yoy.
Penyaluran kredit didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.
Rasio non-performing loan (NPL) BRI tercatat terus membaik dari sebelumnya 3,11 persen pada akhir triwulan I 2024 menjadi 2,97 persen pada akhir triwulan I 2025.
Rasio loan at risk (LAR) juga terus membaik dari semula 12,68 persen pada akhir triwulan I-2024 menjadi 11,12 persen pada akhir triwulan I-2025.
Perseroan tetap menyiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset, sebagaimana tecermin dari rasio NPL coverage BRI yang mencapai 200,60 persen.
Dari sisi pendanaan, BRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun, yang didominasi oleh dana murah (CASA) dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp934,95 triliun.
Kinerja positif BRI sepanjang triwulan I 2025 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Hal ini ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada di level 86,03 persen serta rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03 persen.***
Untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Persrilis.com atau Jasasiaranpers.com di lebih dari 175an media.
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Sapulangit Media Center (SMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahbisnis.com dan Belanjaoke.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Saatini.com dan Indonesiaoke.com
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Apakabarjateng.com dan Hariansumedang.com